Berbagai Khasiat Kunyit dan Temulawak

by - 05:44:00

khasiat kunyit dan temulawak
Bagian yang digunakan dari kunyit dan temulawak adalah rimpangnya. Dalam akupuntur dan pengobatan tradisional, berbagai macam khasiat kunyit dan temulawak telah diyakini sebagai rempah yang bermanfaat.  Khasiat kunyit dan temulawak mempunyai efek antiradang, antioksidan, antipiretik (menurunkan panas), antibakteri,hipolipidemik (menurunkan kolesterol darah), hepatoprotektor (melindungi hati dari zat yang bersifat toksik) dan sebagai tonikum (penyegar).


Khasiat kunyit dan temulawak juga sebagai imunostimulan, sebagai kolagogum yaitu menstimulasi dinding kantong empedu untukmeningkatkan sekresi cairan empedu yang berperan dalam pemecahan lemak. Khasiat kunyit dan temulawak yang begitu banyak berasal dari senyawa yang terkandung dalam rimpangnya yang dikenal dengan  nama ‘kurkumin’.  Kurkumin merupakan salah satu produk senyawa metabolit sekunder dari tanaman kunyit dan temulawak. Kurkumin ini telah teruji di beragai penelitian bahwa dapat digunakan sebagai obat kanker.

Menurut Timothy Moynihan, MD, konsultan medic onkologi dari Mayo Clinic,” Kurkumin banyak diteliti sebagai obat kanker karena inflamasi atau peradangan banyak ditemukan pada pasien kanker.”

Penelitian menunjukkan bahwa khasiat kunyit dan temulawak sebagai antioksidan dapat melindungi lemak, hemoglobin, dan DNA dari serangan radikal bebas. Kurkumin dalam kunyit dan temulawak juga memiliki tosisitas selektif yang dapat menghancurkan sel kanker tanpa merusak jaringan normal sehingga meminimalkan efek samping.

Dari Internasionalpun, khasiat temulawak dan kunyit ini telah teruji. Di Korea Selatan, temulawak didaulat menjadi fitofarmaka setelah melalui 10 tahun penelitian. Senyawa xanthorrizhol yang terkandung dalam rimpang kerabat zingiberaceae itu berkhasiat antiinflamasi, antikanker, penyembuh luka, dan penurun kolesterol.

khasiat kunyit dan temulawakSelaras dengan Penelitian khasiat kunyit dan temulawak di penelitian di Korea Selatan, khasiat temulawak dan kunyit sebagai antiradang ini dibuktikan oleh dr. Nyoma Kertia SPPD-KR, spesialis reumatologi dan penyakit dalam. Pada 1997, beliau melakukan uji klinis terhadap 22 orang pasien osteoarthritis lutut usia di atas 50 tahun. Dosisnya 15 mg corcominoid dicampur 200 mg minyak atsiri temulawak di berikan dua kali sehari selama dua minggu.

Hasilnya sungguh menggembirakan. Berdasarkan gejala klinis, khasiat temulawak itu seimbang dengan obat-obatan nonsteroid seperti piroxicam. Piroxicam adalah obat antiinflamasi nonsteroid yang biasa diberikan sebagai pereda rasa nyeri. Tetapi, dalam jangka panjang obat-obatan nonsteroid berefek negative pada liver, ginjal, dan pencernaan. Temulawak lebih unggul karena tidak memiliki efek toksik. Selain itu harganya murah dan mudah didapat.

dr. Nyoma menambahkan bahwa temulawak mampu memperlambat proses degenerative sendi. Selain itu, Curcuma xanthorriza ini juga memiliki potensi sebagai hepatoprotektor dan kaya antioksidan. Dokter yang gencar mengkampanyekan gerakan nasional minum temulawak setahun terakhir itu masih melakukan penelitian lanjutan.

Kurkumin dalam kunyit dan temulawak juga mempunyai efek lain. Menurut drh CA Nidom MS, ahli biologi 
molekuler dari Universitas Airlangga, Surabaya, kurkumin pada kunyit dan temulawak mempunyai efek menurunkan sitokin, yaitu protein yang membuat sel-sel kekebalan tubuh berproduksi, tumbuh dan mati. Pada kasus flu burung terjadi peningkatan sitokin secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel dan memperparah kondisi pasien.

Khasiat kunyit dan temulawak yang telah teruji secara klinis baik dalam maupun luar negeri ini seharusnya dapat meningkatkan konsumsi dan pengetahuan masyarakat akan ampuhnya rempah ini. Yang lebih penting lagi adalah mengubah pola pikir masyarakat akan keampuhan obat-obat medis farmasi yang justru memiliki efek samping (toksik) lebih tinggi jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Disamping Khasiat kunyit dan temulawak yang lebih minim akan efek samping, rempah ini memberikan hasil yang sama kuatnya dengan obat-obat medis farmasi. 

You May Also Like

0 komentar